Selasa, November 18, 2008

Jadi Caleg???

Dosen di kelas pernah tiba-tiba bertanya kepada saya, "Ibu berminat menjadi caleg? Karena 30% memang dijatahkan buat wanita." Saya jelas-jelas langsung bilang "Tidak berminat".

Tapi jujur setelah itu, saya jadi ingin tahu kenapa banyak orang yang berminat menjadi caleg selain alasan gaji dan tunjangan yang cukup memadai. Apalagi di jaman sekarang dimana korupsi benar2 diselidiki, lihat saja berapa banyak anggota DPR yang sudah berada nyaman di Rutan. (katanya kalo korupsi benar-benar diberantas, bisa-bisa DPR kehilangan 100% anggotanya....).

Para artis atau selebriti (kata mereka) juga tidak ketinggalan mengajukan diri sebagai caleg, dan banyak yang berusaha membela diri kalo mereka juga sekolah S1, S2, biasa membaca buku dan alasan lain sehingga mereka merasa pantas menjadi caleg. Membuat saya makin kagum dan terperangah....

Menurut saya (yang mungkin sense of challenge-nya udah mati) amat sangat sulit baik menjadi caleg ataupun telah benar-benar diangkat jadi anggota DPR. Pertama, harus punya dana sendiri buat memperkenalkan diri serta program-program yang akan dilakukan buat rakyat. Atau cari sponsor... (anyway nanti balas budi ke sponsornya apa ya???). Kedua, program2 apa sich yang mau dibuat. Saya percaya banyak sekali idealisme yang kita punya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat... Tapi mewujudkan program2 idealisme menjadi realita??? (Jadi inget suatu artikel di tabloid yang berisi wawancara dengan caleg yang dengan amat sangat antusias akan menyuarakan pendidikan sebagai wacana penting meningkatkan kesejahteraan rakyat, tapi menjadi tergagap ketika ditanya program kongkret yang akan dilaksanakan) Ketiga, menghadapi permasalahan saya pribadi saja, saya sering putus asa, marah, jengkel, pusing. Bagaimana saya bisa menghadapi permasalahan negara dan rakyat??? Keempat, kalau sudah menjadi anggota DPR terus ada yang memberikan cek atau uang..... Jujur aja... Kalau saya pasti nggak bisa nolak.....

Di akhir kuliah, Bapak dosen bertanya lagi, "Sudah punya bayangan mau memilih partai apa ketika Pemilu?" Spontan saya jawab, "kemungkinan besar saya Golput, Pak." Bapak Dosen itu geleng-geleng kepala. Tapi, Bp Dosen yang terhormat, ternyata menurut pengamat politik Arbi Sanit, kemungkinan 40% peserta Pemilu akan golput, jadi saya bukan orang "freak", mengingat banyaknya orang yang satu pemikiran dengan saya.

Anyway, i hope someday there will be someone or even more who can lead our beloved country with nothing but heart.